25 January 2016

Halo Mas Hafidz! Selamat datang di bumi ini yaa... Tunggu kedatangan bulikmu ini beberapa hari lagi, insyaAllaah. :")
Aaaaaaagh, rasanya masih antara percaya dan nggak percaya, kalau mas Dwi - Mas yang paling usil dan masih sering nakali saya sampai saat ini, sudah resmi menjadi seorang bapak. Saya pun sudah menjadi bulik untuk yang ketiga kalinya. Ah, cepat sekali perubahan lima tahun terakhir ini. :"

Iya, "perubahan lima tahun terakhir ini". Nyaris setiap tahunnya, jumlah anggota keluarga Bapak bertambah satu. Dan perubahan ini secara tidak langsung telah memberi saya beberapa materi kehidupan. "Materi-materi kehidupan" tersebut saya terima tepat ketika saya mulai memasuki dunia perkuliahan. Mulai dari materi 'belajar dewasa' sampai dengan materi 'mulai menjadi orang tua'. 

Materi belajar dewasa. Dengan hadirnya mbak-mbak dan adek-adek, berubah menjadi lebih dewasa dan sadar kalau bukan yang 'paling kecil lagi' sepertinya sudah merupakan suatu keharusan saya. Bukan lagi suatu pilihan. Namun melakukan perubahan memang tak mudah, dan belajar juga memang tiada hentinya. Jadi tetap berusaha, waktu dan keadaan akan menjadi pelumasnya. 

Materi momong bayi. Jujur, saya baru pertama kali melihat perkembangan bayi yi sampai menjadi anak-anak, ya baru waktu kuliah ini. Saat ponakan pertama hadir, dan kemudian disusul adiknya pada dua tahun kemudian. (Well, saya langsung belajar dengan dua bayi). Saya bisa melihat keseharian para bayi, melihat Mas dan Mbak mengurusi mereka, dan mulai mencoba dengan membantu momong, mulai belajar menggendong, ngeliling kalau nangis, dan lain sebagainya. Saya menjadi merasa beruntung dan bersyukur, karena telah diberi kesempatan untuk belajar dulu  sebelum "momong beneran" - eh.

Materi mulai menjadi orang tua. Mulai menjadi orang tua baru sepertinya bukanlah hal yang sepele. Apalagi jika keduanya harus bekerja dari pagi sampai sore. Manajemen waktu yang baik dan 'pengorbanan' pun sepertinya sudah menjadi keharusan untuk dilakukan. Mempersiapkan segala persiapan diri dan adek-adek harus segera dilakukan pagi-pagi sekali. Jika ada pekerjaan yang harus dikerjakan di rumah pun, terkadang harus menunggu adek-adek tertidur. 

Hmm... 

Dari tiga materi yang pengen saya tulis di atas tersebut, secara tidak langsung - setitik demi setitik telah "meracuni" saya untuk mulai berpikir tentang "masa depan". "Masa depan" yang mana harus benar-benar bisa memelihara ego. (Duh, ego... huhuhu menurutlah kau naak, bukan saya yang harus menurutimuu).

Layaknya seperti kuliah, materi-materi memang diberi, tetapi paham tidaknya? Ya, itu adalah jawaban juga untuk materi-materi kehidupan ini. Saya tidak tahu, sudah dapat paham atau belum. Rasa-rasanya masih kurang. Terus berusaha untuk belajar saja. Belajar dalam artian yang luas - bukan sekedar akademis. 

12 January 2016

Ola and Oly

Jaman Awal SMA - Saat ini | Sama-sama tambah mbem wkwk
[Edisi Cerita tentang Teman]
Dia adalah Vika P.K., teman SMP dan sahabat SMA. Hahaha. Kami punya panggilan khusus, dia Ola dan saya Oly. Panggilan itu tercetus sejak kami menjadi sahabat - ketika kami kelas 10 SMA. 

Kami semakin dekat ketika kami sebangku di kelas 10, sama-sama aktif di PMR (yang akhirnya dia ketemu sama ..... di sana, wkwk --v), dan sama-sama suka mainin gitar walau hanya genjrang genjreng nggak jelas. Hehe. 

Bersama dia, saya mulai belajar photoshop dkk, mulai berani ngomongin tentang "sesuatu yang saat ini saya anggap abstrak" :P, suka bikin kode-kode dari "Biru" sampai "BMW" (saya nggak bakal cerita itu apa), sampai pernah mau menjalankan suatu misi tetapi gagal gara-gara saya mendadak "dipanggil Guru" (duh, dadi kelingan jaman kelas semono, nanging (Alhamdulillaah) enek seng iso dadi pelajaran nggo saiki).

Namun, saat penjurusan kami tidak lagi sekelas. Tetapi masih sering ketemu, karena masih aktif di PMR. Sampai dipenghujung kelas tiga, ternyata kami sama-sama punya minat kuliah yang hampir sama namun di kota yang berbeda. Dan Alhamdulillaah, kami sama-sama lolos SNMPTN lewat jalur undangan. Dia di Sistem Informasi UB dan saya di Ilmu Komputer UGM. 

Sejak saat itulah, kami mulai jarang ketemu. Palingan waktu acara-acara PMR (alumni masih ikut "meramaikan" di beberapa acara) dan kemarin akhirnya kami sempatkan walau kami sama-sama "hanya pulang nggak ada seminggu", haha - saya sebenarnya sudah libur dan dia masih UAS. 

Semoga tahun ini "bisa main ke tempatmu" ya, La.. :)

01 January 2016

2015

Sebelumnya saya pengen bilang bahwa salah satu faktor yang membuat saya ng-post di penghujung tahun ini adalah Nana, haha :P.


Sebagai penutup tahun, pengen nggabungin beberapa foto dari bulan Januari sampai Desember 2015 (tapi ga keseluruhan :P). Namun sayang nggak lengkap (karena 'tragedi' harddisk 'lelah' :( ). Jadi foto-foto yang diambil sebelum bulan Juli merupakan foto-foto hasil 'minta lagi' ke keluarga atau teman yang bisa dijangkau waktu itu dan dari media sosial, hehehe.
Setiap bulannya diwakilkan dengan satu baris tiga kolom - dan maaf, di penghujung bulan Desember itu saya narsis wkwk (^_^)v
januari   februari
maret   april
mei   juni
juli   agustus
september   oktober
november   desember

rong ewu lima las

Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam bahasa jawa.
Saya hanya memainkan kata-kata dan berusaha menghubungkannya dengan apa yang sedang saya pikirkan.
Suwun. :)

Rong ewu lima las.
Setengah kapisan, padet nang kelas.
Setengah kapindo, jarang nang kelas.
Ncen njeblok ngene, taun iki saba ku nang kelas.

Rong ewu lima las.
Seng kudu digarap nang setengah kapisan, mugi hora nyisaake ampas.
Seng kudu digarap nang setengah kapindo, juuh - sek njaluk digarap nganti melas.
Duh, iki piye mas.

Rong ewu lima las.
Monggo, mboten amung nyuwun lan nyuwun welas.
Monggo, ora nglaleke seng lawas.
Monggo, pada tumindak lan mikir waras.
Monggo, angowahi panguripan saya laras.

Rong ewu lima las.
Sampun pungkas.

Gedongan, 31 Desember 2015
back-to-top
Berteman