[Sebelumnya, mungkin di postingan kali ini aku bakalan sedikit 'curhat'. Curhat tentang ke-sensitif-an (sepertinya). Jadi yang nggak berminat baca tentang hal ini, monggo...langsung di-close saja :) ]
Apa ini sensitif?
Sering kali aku 'marah' terhadap diriku sendiri yang susah untuk 'cuek' dan berhenti untuk memikirkan sesuatu atau masalah yang (mungkin) nggak begitu penting. Maksud 'cuek' pada konteks ini adalah untuk tidak memperdulikan perkataan atau perilaku orang yang (menurut penglihatan dan perasaanku) telah tidak mengenakkanku (~membuat tersinggung) dan 'menyindirku' secara tidak langsung. Untuk menerima kritikan yang 'serasa cabe rawit', sepertinya aku lebih bisa suka dan terima jika disampaikan secara langsung daripada 'ngomong' di belakang atau cuma menyindir. Entahlah. Dan sepertinya penilainku atau perasaaku terkadang terlalu berlebih. Sehingga beberapa sesuatu yang dianggap biasa-biasa saja oleh orang lain, mungkin pada diriku akan menjadi hal yang tak biasa. Bisa terlalu menyakitkan dan/atau menyenangkan. Dan ketika ada masalah, baik besar maupun kecil, sering kali selalu aku pikirkan sampai masalah itu selesai. Maka dari itu, bagaimanapun juga aku harus segera menyelesaikan masalahku jika aku ingin segera sedikit tenang dan tidak 'memperburuk kualitas hidup' gara-gara sepanjang hari di-gelayuti pikiran yang berkaitan dengan masalah saat itu . Tapi untungnya dari 'terlalu memikirkan' ini aku tidak dapat lari dari masalah (semoga!), karena menurutku hal ini dapat memperbesar masalah dan menambah pikiranku serta membuatku semakin tidak tenang.
Dan terkadang aku ingin mengucapkan kata maaf kepada siapapun yang merasa tidak enak/terganggu/apalah gara-gara aku yang mudah tersinggung dan kurang bisa ngatur emosi. Dikit-dikit dimasukin ke hati, dikit-dikit dipikirin, tiba-tiba marah atau 'berontak', dsb. Capek juga jadi kayak gitu. Dan sebenarnya aku pengen banget untuk tidak begitu lagi. Pengen lebih kuat, bisa 'cuek', dan woles dalam menghadapi berbagai hal. Tapi... Ya sudahlah.
Dari kata-kata yang aku tuliskan di atas, semuanya tetap kembali ke penilaian orang lain. Karena 'saben wong gak iso ndelok githoke dewe'.