Dewasa dan tentang Kewajaran Bertopeng

Tahun 2015, saya pernah membuat postingan tentang "topeng". Postingan yang tercipta pada fase jaman kuliah. Bagi saya waktu itu, memakai topeng itu tidak dibenarkan.

Mendadak Sarangan

Pagi menjelang siang pada akhir pekan kemarin, pertanyaan dari saya kepada kakak, "Papa Duwit mau kemana?" terjawab dengan jawaban tujuan pagi itu dan "Pengen kemana?". Seolah-olah suatu  kode telah terbaca dengan sempurna, hingga mencapai kesimpulan, jika Mbahkung (Bapak) mau ikut pergi, maka habis dhuhur berangkat ke Sarangan.

Dan pada akhirnya, berangkat. Ehhe.

Akhir-akhir ini keinginan saya sedang tidak biasa. Selagi itu bisa dan baik serta membuat saya lebih senang, kenapa tidak saya lakukan?

Mengapa Ini harus Terjadi?

"Mengapa ini harus terjadi?"

berulang kali terdengar di kepala.

Hari ini, beberapa hari ini. Pikiran dan perasaan sedang tidak mudah untuk menyatu. 

Bukankah kita harus yakin, ada pelajaran di balik semua ini?

Bukankah kita harus yakin, ada hikmah yang harus kita ambil dari semua ini?

Bukankah kita harus yakin, rencana Allah adalah yang terbaik?

Bukankah tidak ada serta merta percuma akan segala sesuatu yang telah terjadi?

Pasrah

Kita pasti masih ingat.
Kapan kita terpuruk?
Kapan kita sedang di bawah?
Masalah apa yang kita hadapi saat itu?

Selayaknya ujian sekolah, kita pasti akan menghadapi ujian pada bidang-bidang yang kita ambil. Semuanya pasti terlewati dengan nilai masing-masing. Dan setiap orang kemampuannya berbeda. Jelas. 

Lalu, ingatkah kita bagaimana melewatinya?
Ingatkah kita rasanya setelah berhasil melaluinya?