12 November 2014

Sedikit Berlebihan tentang Musim Hujan Hari Ini

Hujan sudah mulai sering bersinggah. Dingin, basah, dan gelap mulai sering terasakan. Seperti dua hari yang lalu, usai senja berturut-turut di hari itu, jalanan sudah nampak gelap dan basah. Selokan kecil di jalan dekat rumah kontrakan Mas pun sudah mulai meluber ke jalan. Ya, inilah beberapa 'nikmat musim hujan'. Alhamdulillaah.

Tapi hari ini ada 'nikmat musin hujan' yang berbeda. Nikmat yang jarang bisa ditemui. Pelangi. Iya, tadi siang menjelang sore, Milan-Mipa Selatan (sebutan untuk kampus saya) diguyur hujan. Sempat deras, angin dan petir juga. Namun sore tadi ternyata matahari belum bisa terkalahkan untuk bersembunyi di balik hujan. Matahari masih nampak, walaupun tak sepenuhnya karena tertutup sebagian awan. 

Saat itu (sekitar jam 4-an), saya dan Memei yang kebetulan baru keluar dari sekre (di lantai dua) dan hendak turun pun terhenti sejenak. Kami yakin bahwa suasana hujan seperti ini biasanya ada pelangi, sehingga kami berusaha untuk menemukan pelangi di langit dari lantai dua Milan. Ah, ternyata saat itu belum ditemukan. Sehingga kami turun terlebih dahulu.

Sekitar 20 menit-an. kami hendak naik. Berharap pelangi sudah ada. Haha, namun ternyata belum ada. Ya sudah, akhirnya kami kembali masuk ke sekre untuk melanjutkan tugas untuk beberapa menit saja, karena saya sudah berencana pulang jam 5 dan kebetulan sekali waktu itu hujan sudah reda. 

Dan yey, akhirnya pelangi beneran ada dan kami sempat melihatnya. Yah meskipun hanya terlihat seperti ber-opacity 0.2 saja (duh maaf, efek beberapa hari ini >_<). Bahkan awalnya sempat ragu, itu beneran pelangi apa mata saya yang sedang 'kepelangi-pelangian'?. Dan ternyata memang benar pelangi. Saya langsung berusaha untuk mengabadikannya (meskipun nggak abadi -_- #tau?), entah nanti bisa terlihat atau tidak. Dan gambar di bawah ini sepertinya adalah gambar yang paling tampak diantara yang tidak-tidak tampak :v.
Nggak kelihatan? Paksain kelihatan aja ya. :v
Ya begitulah (sedikit?) berlebihan tentang musim hujan hari ini dari saya. Berharap pelangi esok-esok hari ada lagi dan saya dapat melihat kembali. Kemudian pelanginya tampak sangat jelas dan dihadapan mata.Lalu saya naik ke atasnya dan berjalan di atas pelangi untuk menyapa langit dan berperosotan dari ujung atasnya (duh maaf, saya mulai ngelantur).

Selamat Musim Hujan :)
Selamat Menikmati Tugas-Tugas Kuliah :p
Selamat Menjalani Hari Esok, Lusa, dan Seterusnya :D

09 November 2014

Ini dan Itu

Mengapa tidak sejak dulu?
Nyesel? Nggak.. Mungkin dulu belum waktunya. 
Pengennya ini malah bisa dijadikan pelajaran dan pemacu untuk hal-hal yang akan dijumpai selanjutnya.  Iya sih, saya memang terlalu lama berpikir dan kadang terlalu banyak yang dipertimbangkan juga. 

Tapi, ya sudah. Saya pengen "bisa ini" dan "mau itu". Meskipun harus belajar ini dari 0 pada saat seharusnya sudah bisa mengembangkan. Dan untuk "itu", mungkin saat ini saya masih mendahulukan yang "ini". 

Semoga kemauan "ini itu" tidak hilang di tengah jalan. 
Semoga saya bisa, dan nantinya akan terwujud lebih dari angan-angan. Aamiin. :)

08 November 2014

Mana?

Mana invisible ink-nya si Jerry?
Saya ingin menghilang.

Mana pintu kemana sajanya Doraemon?
Saya ingin kemanapun yang saya suka.

Mana tempat yang sepi dan dekat dengan langit?
Saya ingin berteriak.

Mana karpet terbangnya Aladin?
Saya ingin terbang jauh dari bumi.

---

Tapi.. mana-mana yang saya cari itu belum juga saya dapati. Apalagi (sampai) saat ini. Nah berarti, saya nggak boleh putus asa, nggak boleh mutung, nggak boleh marah, nggak boleh lari dari masalah, nggak boleh... apa yang negatif deh.

Dalam perjalanan kehidupan pasti akan ditemui suatu masalah, baik terhadap diri sendiri maupun dengan orang lain. Lha wong dalam membuat makalah aja harus nyari dan ada masalah, masa' kehidupan nggak. 

Ya begitulah.

04 November 2014

(Anggap saja) Prakata di Belakang

Setelah sekitar sebulan aku tak menulis di sini, akhirnya beberapa draft telah terkeluarkan hari ini. Berbagai draft yang ada di pikiran sejak beberapa minggu yang lalu sampai kemarin. Namun belum sempat tertuliskan. Hal ini dikarenakan tugas-tugas sedang gemar bersinggah di kehidupanku (halah). Mungkin tugasnya tak begitu banyak sih, tapi butuh waktu untuk memahaminya. Apalagi aku suka sok-sokan 'multitasking' (baca: disambi buka sosmed dan beberapa situs hiburan, haha).

Oke deh, gitu aja. Selamat menjalani hari-hari selanjutnya. Semoga kehidupan kita semakin bermakna :)

'Kapal-Kapalan'


Bukan perahu kertas.
Aku tak mau bilang itu adalah perahu kertas.
Selain nanti bisa menjadi seperti judul film dan buku - hehe - aku juga tak pernah menyebut itu dengan perahu kertas.

Kapal-kapalan.
Iya, kapal kertas. Kapal yang terbuat dari kertas. (u don't say banget ni kalimat :v).
Setelah liat gambar kapal-kapalan di suatu situs hiburan kemarin lusa, rasanya pikiranku langsung melaju mundur ke beberapa tahun yang lalu ketika aku masih kecil.

Masih ingat waktu itu, ketika hujan turun di hari yang masih cerah. Selokan kecil (bukan got) di samping rumah adalah salah satu tempat bermain yang menyenangkan jika hujan turun dengan 'kalem' - maksudnya deras, tapi nggak ada angin kencang dan petir. Dengan segera aku buat kapal-kapalan itu. kemudian kulepaskan kapal-kapalan itu ke selokan kecil, membiarkan berjalan semaunya mengikuti aliran air hujan yang jernih. 

...

Hm... apa kabar masa kecilku? Aku rindu. Semuanya kini telah banyak berubah. Umurku semakin bertambah, semuanya semakin bertambah tua. Ada saja sesuatu yang baru berdatangan. Apapun semakin meluas.

Terimakasih kapal-kapalan. Kau telah berhasil membawaku ke masa kecil. Ya, meskipun tak sepenuhnya. Aku rindu. Aku rindu masa kecil (lagi dan lagi).
Kemarin,
membuat saya teringat akan satu pesan dari salah satu kakak kelas di SMA dulu.

"Sesuatu itu akan 'hancur' jika ada unsur yang di dalamnya ada pamrih"
Begitu intinya.

Sebongkah Es Batu

[Gambar dari google]
 Sebongkah es batu,
Mudah meleleh di suhu yang tidak sesuai.

Sebongkah es batu,
Kuat dan keras di suhu yang sangat sesuai.

Sebongkah es batu,
Dingin.

Sebongkah es batu,
Sering kali keruh, susah untuk diterawang. Kalaupun bening, tetap saja tak mudah.

Sebongkah es batu,
menyegarkan jika dipadukan dengan yang pas.
back-to-top
Berteman