29 December 2015

Hari ini, saya keluar rumah sekitar pukul sepuluh. Langit putih yang bergumpal dan sinaran cahaya sang surya begitu kental menyapa - terutama pada dua hari terakhir ini. Bak aura baru pun saya rasakan pula. Seolah-olah aura ini membawa saya ke suatu ruang memori yang pernah saya lintasi sebelumnya. Terbesit juga suatu kerinduan di dalamnya. 
Ah, apalah aku ini - yang hanya bisa merindu, rindu, dan rindu.

09 December 2015

Arah

"Masih bingung arah?
(Bagaimana jika saya menjawab) Masih - sekian % masih bingung arah.
"

22 November 2015

SEPEDA

Sepeda. Suatu keinginan dan pertemanan masa kecil. :)

Ada suatu keinginan yang sudah tak mungkin terwujud (rak lebai) - pergi ke sekolah naik sepeda. Entah, masih pengen banget sampai sekarang, tapi apa daya saya yang sudah tidak berseragam merah/biru tua/abu-abu ini. Mungkin jarak yang tidak dekat, jalan yang dilalui (tanjakan dan tikungan), dan sepeda "yang kecil" merupakan faktor-faktor yang membuat saya tidak pernah diizinkan untuk pergi sekolah naik sepeda.

Pertemanan masa kecil - bermain sepeda di depan rumah bersama Agus &/ mas Eko (bukan Eko mas ku :v) &/ Gatot, dll (tetangga saya emang kebanyakan cowo ._.) - yang sekarang kita sudah punya kehidupan sendiri-sendiri haha. Walau hanya dengan sepeda dan di halaman rumah, ada saja permainan yang bisa dilakukan tiap sorenya (dasar imajinasi anak-anak!).

Dan kemarin.. akhirnya sepedaan (lagi) juga. Sepedaan sama Nana. Karena saya nggak ada sepeda, jadi pinjam sepeda Wawan (makasih wan, dan maaf atas sadelnya :v). Sepedaannya mulai dari Sendowo - Tugu - jalan yang banyak patung-patung unik (jalan apa ya?) - Jalan Magelang - Sendowo.
Emh meskipun malamnya "counterp*in-an" (ketahuan nggak pernah olahraga deh wkwk), tapi tak apalah.. Yang penting udah sepedaan. Bersepeda :)
btw, akhirnya foto di tugu juga wkwk

19 October 2015

"Buka Topeng"


 
*Arr.. maafin atas bentuk gambarnya. Saya rasa sendiri pun ada keanehan dan masih jelek :/
**Entah kalau bikin "begini" sering pake kaca mata. ._.
***Yang penting gambar itu maksudnya "tersirat". Pokoknya begitu. Nggak mau nulis maksud tersiratnya. 

30 September 2015

Bismillaah

Sepertinya enak kali ya, kalau udah dari awal-awal punya sesuatu yang dituju udah spesifik banget (/fokus) (?)
Sepertinya enak kali ya, kalau jadi orang yang nggak terlalu banyak mikir (ini nanti begini, itu nanti begitu) (?)
Sepertinya enak kali ya, kalau udah jago (expert) di bidang tertentu (?)
Sepertinya enak kali ya, kalau bisa nggak lama-lama buat ngambil keputusan (?)

Hm. Setiap orang tercipta setidaknya memiliki "ciri khas" nya sendiri-sendiri. Yang mungkin hal itu bisa menjadi penanda, "oh, dia itu yang ini". Kemudian, untuk mencapai suatu tujuan, jalan nggak hanya satu. Kata suatu pepatah sih, "banyak jalan menuju ke Roma". Jadi, kembali pada diri kita, bagaimana kita bisa memanfaatkan dan/atau menggunakan "ciri khas" yang kita miliki untuk mencapai sesuatu yang kita harapkan tersebut. 

Selain itu, Tuhan sudah memiliki skenario. "Skenario" yang "indah" dan "sempurna". Coba nikmati dan rasakan. Emh, misal gini, kita sering kan mendapati sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan, atau melakukan seuatu yang justru di luar rencana awal? Nah, tapi setelah dijalani? Ada sesuatu atau hikmah dari semua itu ta? --a
...


Eemmh, maafin saya yang ngelantur malam ini gara-gara lagi nyiapin (?) buat ujian proposal esok hari.
Bismillaah... Semoga lancar dan mendapatkan "penerangan" untuk langkah selanjutnya.
Aamiin ()

Nb: jangan artikan "ciri khas" secara harfiah :v

15 September 2015

Akhirnya Ku Menemukanmu

Setelah sekian lama aku (tak begitu) mencarimu,
dari bus ke bus,
dari setiap perjalanan pulang ke Ngawi atau berangkat ke Yogyakarta,
dari berbagai toko dan swalayan,
Akhirnya.. ku menemukanmu,
Oh, Permen Jahe.
Hyaaa >o<
Maaf ya, jikalau kalimat-kalimat saya di atas terlihat -eh terbaca lebai.. xD

Permen Jahe?
Yap. Jadi ceritanya begini...

Bermula ketika saya sering (padahal nggak sering-sering banget :/) naik bus untuk perjalanan yang
Ini nih, penampakan permen jahe-nya xD
tidak dekat, yaitu Ngawi-Jogja maupun sebaliknya. Karena bus yang saya naiki bukanlah bus eksekutif, maka sudah biasa dengan berbagai penjual dan pengamen yang keluar-masuk bus. Awalnya saya tidak pernah membeli makanan dari para pembeli tersebut, tapi entah kenapa, lama-kelamaan saya sering "harus beli makanan" di dalam bus - mungkin saya sudah bosan dengan "bau" bus.

Salah satu "makanan" yang sering bisa menolong adalah permen jahe dengan bungkus bening berwarna merah (emh masih bisa disebuh makanan kan?). Kalau ada yang jualan permen itu, entah saya sudah harus beli apa belum, saya biasanya langsung beli. Apalagi setelah mengetahui bahwa ternyata Ibu juga suka permen ini, jadi setiap perjalan pulang, saya pasti beli permen jahe itu sebanyak tiga bungkus (setiap bungkus ada lima perman) dengan harga Rp 5000,00.

Tetapi sejak sekitar dua atau tiga semester ini saya tidak pernah lagi menemukan penjual permen jahe di bus. :( Padahal setiap naik bus mesti berharap banget bisa beli.

Kemudian baru saja bulan kemarin, saya menemukan permen itu di toko dekat lapangan di daerah KKN ketika mau upacara kemerdekaan RI tahun ini. "Kalau disini ada, harusnya permen ini nggak langka dong", pikir saya dalam hati dan membeli beberapa permen itu yang masih tersedia sedikit di dalam toples.

Hingga pada suatu ketika (hyah, lebai lagi dah *maafin!), hari Senin kemarin pergi ke KOPMA (Koperasi Mahasiswa) UGM untuk membeli gunting (harus banget ya, bilang? :v). Terus karena lagi pengen ngirit (wkwk), akhirnya pengen beli permen juga (anggap aja camilan yang lebih bisa awet :p). Setelah melihat-lihat barisan permen, dari bawah ke atas, saya melihat sesuatu yang selama ini (tak begitu) saya cari, Yap, permen jahe. Dan akhirnya saya langsung beli itu permen, tanpa harus mikir-mikir seperti biasanya. Hehe.

Dan ternyata, dengan beli seperti ini, harganya jauh lebih murah. Cukup Rp 4500,00 dapat 39 bungkus. (Kalau kemarin nggak salah ngitung yak - soalnya ukuran per bungkus besarnya pake ukuran berat, bukan jumlah bijian). Kan padahal kalo di bus, Rp 5000,00 cuma dapat 15 bungkus. Hahay. :D

09 September 2015

Jam setengah limonan. Wes krungu adzan subuh. Nanging mripate soyo dimeremke, lan mung ngrencana tangi jam lima wae. Lhah, gung enek jam lima, rasane ono seng hoyag. Konco-konco podo tangi jenggilat.
"Gempa!"


Untung, Alhamdulillaah. Gempane mung liwat, masio lumayan kroso. Nanging, piye jal nak ora mung liwat? Lan kowe ugung nglakoni ibadah wajib seng diutus Gusti..

Duh
 Gusti... Nyuwun pangapura.. :"
(Tertulis di memo HP: 25/07/2015 Sat 11.38 PM) 

03 September 2015

"Rangkuman" KKN

[Postingan ini akan megandung banyak foto :v]

Minggu-minggu menjelang pengumuman hasil plotting KKN - berharap sesuai harapan.
Tetapi...
Ketika pengumuman hasil plotting keluar (duh, kelihatan kalau "memeng" jadi pengusul KKN ni :v), ternyata tidak ada satu namapun yang "familiar" bagi saya. Ya sudah, nambah teman baru lah *berusaha berpikir positif :D

Hingga pada akhirnya,upacara penerjunan KKN pun dimulai.

Rabu, 1 Juli 2015.
Inilah tampang-tampang teman-teman cewe se-subunit sebelum upacara - yang dibikin-bikin biar kelihatan bahagia wkwk :D
Dari kiri ke kanan ada Galuh (Pend. Dokter Gigi), Mita (Manajemen dan Kebijakan Publik), sayaa, Miftah (Arsitektur), Sinta (Ilmu Hukum), dan Qisthi (Teknik Pertanian).

Dan ketika upacara telah dimulai pun, satu unit sempet ke gini :v

Hingga hari esoknya, sampailah di pondokan. Dan ini adalah suasana ketika "malam pertama di ponodokan". Ohiya, yang dua "lelaki" yang se-subunit ini ada Henry (Akuntansi) yang pakai kaos merah dan satunya ada Arief (Ilmu Keperawatan).

Di hari-hari kemudian, foto di depan spanduk KKN dan foto bareng Ibad - anak pertama dari orang tua pondokan.

Kemudian di minggu-minggu awal, mulai survey, survey, dan survey. 

Rapat, rapat evaluasi, yang selalu menghiasi setiap malam atau siang di minggu awal sampai sekitar minggu ke-6. :v

Ramadhan di sana dan Peringatan Nuzulul Quran yang ada tarian sufi-nya.

Buber se-subunit~

 Pantai, pantai, dan pantai.
Pantai Baru, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara.
Ke pantai pagi-pagi banget, ke pantai siang hari, ke pantai dari sore sampai malem.
Haha maklum, KKN di daerah selatan DIY (Bantul tepatnyaa)

Lebaran (Hari H) disana. Tapi cuma bertiga. Mulai dari malam takbiran sampai hari esoknya, yang sempat foto juga sama Bapak pondokan.

Lebaran usai.
Selamat datang Tepuuuung.
Mulai dari ngupas, marut, penjemuran, penggilingan, sampai pengemasan.

Selain itu, juga ada acara Jambore Santri. Acara yang diikuti oleh santri-santri TPA disana selama dua hari. Jadi mereka menginap di tempat TPA. TPA disana sudah ada beberapa ruang kelas, kantor sekretariatan, dan satu dapur juga.

Hingga pada akhirnya, LPPM dan rombongan pun mendatangi tempat KKN di menjelang minggu-minggu akhir. :D
 

Minggu akhir pun tiba. Selamat datang laporan-laporan. Segera kelar, segera mikir yang lain. *eh

Daaan.. Perpisahan pun tiba.
Terima kasih dan Mohon Maaf, Bapak-Ibu pondokan.
Terima kasih teman-teman KKN. maaf saya "belum bisa usil" ke kalian sampai sekarang. *iykwim

Dan begitulah, "rangkuman" KKN BTL-018-B versi saya. Tidak secara keseluruhan. Hehe.
KKN (hampir) usai. Sedikit nggak nyangka juga. Kan sering denger tu, biasanya yang KKN itu mahasiswa tua. Haha, kan berarti sayaa... ah, sudahlah.
 
Yang penting,
Selamat datang Semester 7!
Selamat datang September!
Selamat datang Te - A!
Bersahabatlah dengan saya yaaa.

23 August 2015

Saya Gaptek

Saya Gaptek. Saya anak yang kuliah di Ilmu Komputer tetapi Gaptek.
Beberapa kali dibilang, "anak komputer kok nggak punya pin bb sih." ketika saya menjawab, "tidak ada" setelah mereka menanyakan pin bb saya.
Sering kali saya menjawab,"tidak tahu." ketika ada yang tanya tentang harga laptop yang murah.

Jarang ada yang bertanya atau meminta,"ajarin aku java dong". Dan saya tidak menjawabnya dengan kata "Iya" sepenuhnya, karena saya Gaptek. Tetapi pertanyaan dan/atau pernyataan inilah yang paling dapat "diterima".

:v

TTM

TTM - Tolong Terima kasih Maaf
Pas pulang ke kontrakan Mas, nemu tiga buku ini. Buku-buku bantal punya keponakan. Judul dan isinya berkaitan sama salah satu bagian postingan sebelumnya - TTM. Tolong, Terima kasih, Maaf. :D

19 August 2015

KKN49 - Pelajaran, Pelajaran, dan (Untuk Kesekian Kali) Dunia ini Sempit

Tak terasa, hari ini sudah hari ke-49 KKN. 
49 hari berada di daerah baru,
49 hari serumah sama orang-orang baru,
49 hari melakukan aktivitas yang sedikit baru,
49 hari... (apa lagi ya?)

Yang jelas, sampai hari ke 49 ini, manis-asem-pedes-asin-gurih-pahit nya sudah mulai terasa. Dan yang pasti, saya tidak perlu bercerita tentang manisnya yang apa, asemnya yang apa, sampai yang mana sih yang pahit. Dan pengennya sih bisa ngambil pelajaran dan hikmahnya dari semua itu. (eaaak, wkwk)
Dan pelajaran-pelajaran itu... (secara umum) 

Tolong, Terimakasih, Maaf - Tiga kata yang penting 
Iya, penting. Tiga kata yang (biasanya) sudah diajarkan sejak kecil.
Untuk bicara ke orang yang udah dikenal aja, seringkali tiga kalimat itu juga masih penting. Apalagi untuk orang yang baru kita kenal. Lhah kenapa?
Kalau menurut saya sih, nggak semua orang suka (/dengan senang hati) diperintah ini-itu. Setiap orang pasti lebih suka apabila dimintai tolong dengan baik-baik dan apalagi jika bisa saling tolong-menolong (nggak cuma satu pihak).

Lalai dalam mengatur emosi, bisa mengubah segalanya
Gampangan mana coba, ngatur emosi apa ngatur anak-anak? wkwk *saya nggak  jawab yaa
Eemh, kalau mengubah segalanya? (jangan artikan yang berlebihan ya)
Iya, mengubah segalanya itu seperti merubah cara pandang seseorang terhadap diri kita, misal yang tadinya biasa menjadi sungkan, terus merubah (secara tidak langsung) perlakukan kita terhadap orang yang membuat (?) kita emosi, misalnya menjadi lebih ketus bicaranya ke dia.. terus, apalagi ya? 
Emh, pokoknya mengatur emosi itu penting lah.

Seseorang tidak dapat dinilai hanya dengan cara sekali lihat saja
Waktu pertama kali bertemu teman-teman KKN, berbagai penilaianpun muncul secara tidak langsung dari kita. Namun lama kelamaan, seringkali orang yang kita nilai X ternyata Y, begitu juga sebaliknya. Seringkali penilaian awal, berkebalikan dengan kenyataan. Haha.
 
Jangan menilai sesuatu dari sisi luarnya saja
Hampir sama seperi di atas sih. Dengan cara sekali lihat, pasti kita cuma menilai dari sisi luarnya saja. Emh analoginya gini, "Wah dia pake warna hitam, pasti dia nggak suka yang gemerlapan atau warna-warna nih." Padahal alasan kenapa dia pake baju warna hitam waktu itu adalah karena baju-baju dia yang penuh warna dan biasanya sering ia pakai masih kotor dan belum dicuci. Jadi... *u know laah

Mungkin kita sudah mulai lelah atau bosan, tapi jangan lupakan prinsip kita dan/atau kebiasaan baik yang biasa kita lakukan sebelumnya
Seberapa kuat kita menjaga prinsip kita? Seberapa kuat kita menjaga kebiasan-kebiasan baik yang telah kita miliki sebelumnya?
Disinilah, ketika bersama orang-orang baru yang sebelumnya belum pernah bertemu dan dengan (kemungkinan) memiiki prinsip dan/atau kebiasaan yang berbeda, kita diuji.
Dan semoga kita dapat selalu menjaga dan meningkatkan segala hal yang baik-baik, sesuai oleh-Nya. Aamiin ()

Menyesuaikan diri dengan cepat juga penting
Setiap orang memiliki kelihaian menyesuaian diri dengan cepat yang berbeda-beda. Ada yang hanya sekali jumpa, langsung bisa menyesuaikan, tetapi ada juga yang butuh waktu lama - 2 bulan tidak cukup. 
Yaa tetapi bagaimana lagi, mungkin yang butuh waktu lama itu setidaknya tetap berusahalah. *iya, berusahaa :/

Dan.. (yang ini bukan pelajaran :v)
(Untuk Kesekian kali) Dunia ini sempit
Bisa-bisanya saya bertemu dengan orang asli Ngawi yang menjadi warga Wonotingal (dusun tempat saya KKN) yang ternyata adalah tetangga kakak ipar saya yang juga saudara tetangga saya dan sudah tahu orang tua saya serta kita pernah ketemu waktu kecil, pada malam tirakatan (malam 17 Agustus) di tempat KKN - hasil plotingan. :v
*Kenapa "untuk kesekian kali"? ya karena kejadian kek gini gak cuma kali ini **YDS :v

09 August 2015

Urip Iku Urup

Urip Iku Urup
"Urip Iku Urup". Nemu kalimat itu di salah satu tempat makan di dekat pondokan KKN (Poncosari, Srandakan). Secara tidak langsung ketika melihat tulisan itu saya terpikir sejenak, "Bagus kalimatnya." 
Dan di bawah tulisan itu terdapat satu kalimat "Hidup harus bermanfaat".
Mencoba menelusuri lebih dalam (sambil nunggu pesanan jadi :v), saya rasa kalimat itu memiliki makna tersirat yang simple tapi luas. Emh sebelumnya, mungkin perlu digarisbawahi kalau saya memang agak tertarik jika membicarakan tentang kehidupan. Jadi mohon maaf, jika nanti jadinya saya seperti banyak omong (nggak mungkin ya? :p)/berlebihan/jadi ngalor-ngidul/dan sebagainya/dan atau malah jadi "belibet" (kebiasaan :p), hehehe :D

Oke, kembali ke topik.
"Urip iku Urup". Digambarkan dengan api yang membara. Ya, api. Dan saya jadi menganalogikan bahwa api itu adalah hidup kita. Mulai dari menyalakan sampai dengan api itu mati. Setelah mulai dinyalakan, untuk membuat api itu menyala dengan stabil, diperlukan suatu perlakuan-perlakuan dan usaha yang tidak sedikit. Begitu juga dengan hidup, mulai dari bayi, untuk menjadi anak-anak yang bisa berjalan, berbicara, melakukan berbagai aktivitas, diperlukan berbagai latihan dan ajaran dari orang tua dan sekitarnya. Hingga pada akhirnya, api itu mulai bisa menyala dengan stabil. Tetapi masih diperlukan penjagaan, terutama dari angin atau hal lainnya yang mempengaruhi nyala api. 

Lalu, apakah api itu akan semakin besar dan semakin bermanfaat? Ataukah api itu akan semakin besar namun semakin membahayakan? 
Tentang bermanfaat atau membahayakannya api, bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah tempat, lingkungan dimana api itu berada. Jika api bisa menyala dan/atau membara sesuai dengan "tempatnya", maka api itu bisa dikatakan bermanfaat. Jika tidak, jelaslah membahayakan. Misalnya adalah ketika api itu berada di dekat gas dengan jarak sedemikian pada arah x, maka api itu harusnya tidak menyala/membara sampai jarak sedemikian ke arah x tersebut. Begitu juga dengan hidup. Semakin kita bertambah usia, kita akan berkembang. Entah itu berkembang menjadi lebih baik ataupun buruk, kembali ke diri kita. Ingin menjadi api yang bermanfaat ataukah yang membahayakankah kita? Dan pada bagian inilah, saya rasa "Urip Iku Urup" itu tersirat. 

Lalu lama-kelamaan, api itu akan semakin mengecil dan api itu akan padam. Hidup semakin menua, semakin "menurun", dan nantinya akan usai menjalani hidup di dunia ini.

Dan api tidak selalu berhasil menyala sampai ke stabil, terkadang belum sempat membara, api bisa saja sudah padam. Dan api tidak selalu memenuhi tiga fase tersebut (ke stabil, mulai menyala, mulai mengecil dan padam). Bisa saja api padam di salah satu fase tersebut atau diantara kedua fase. Begitu juga hidup.. *iykwim


Paragraf di atas, hanyalah opini saya saja ketika barusan melihat tulisan tersebut. Belum ada tambahan refarensi dari sumber lain (karena belum nyari-nyari dan belum pernah dengar sebelumnya *duh,cupu!). Jadi, (mungkin) belum teruji kebenarannya, hehe.
Dan setelah mencoba ngutek-ngutek di mbah gugel, "Urip itu Urup" itu merupakan salah satu filosofi hidup orang jawa. (Untuk lebih jelasnya, monggo cari sendiri :p)
Dan paragraf di atas bukanlah lebih ke "Urip iku Urip", tetapi tentang analogi api dan kehidupan. Dan sekali lagi, itu hanya opini saya sampai saat ini.
"Sesuatu yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk yang bernyawa.
Sesuatu yang tak pernah akan kita ketahui, kapan kita akan mengalaminya."
Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun.
Malam jumat di dua minggu terakhir ini, saya harus mendengar dua berita duka - Saudara dan Guru. Saudara yang waktu lebaran kemarin masih sempat bertemu, dan Guru kesenian SMA yang begitu bersahabat, ramah dan juga sering kali mengomentari postingan Facebook murid-muridnya.
Antara menduga dan tidak menduga.
Menduga dengan pasti bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
Tidak menduga bahwa beliau-beliau akan kembali kepada-Nya saat itu.
Emh.
Semoga beliau-beliau khusnul khotimah.

Begitulah.., :(
Dan saya kembali tidak bisa menuliskan sepenuhnya tentang apa yang awalnya ingin saya utarakan sebelumnya.

01 August 2015

Opini #3

Mungkin kamu akan bisa berkata,"(ternyata) merekalah yang bisa memberikan kenyamanan." ketika kamu sekarang sedang bersama yang lain - yang bukan seperti mereka.

21 July 2015

KKN20 - Idul Fitri 1436 H

*Sebelum berucap, saya ingin bercerita terlebih dahulu. 

Baru kali ini, saya merasakan malam 1 syawal atau malam takbiran di tempat lain. Tempat baru yang belum pernah ada apa-apa atau siapa-siapa sebelumnya. Ya, malam takbiran di tempat KKN, neng pinggir laut - turene Bapak *tapiNggakPinggirPasKok :v. 

Oke, jadi yang masih menempati tempat KKN di sub unit saya tinggal tiga orang, saya dan dua orang teman saya. Yang lain sudah pada pulang H-1 kemarin. Saya sengaja memilih untuk "mengambil izin" di H+1 karena sejak tidak ada mbah, keluarga Bapak biasa melakukan "silaturahim" pada H+3 - sekalian biar bisa bareng sekeluarga komplit, kan mas-mas saya sudah "punya keluarga" semua :'D

Dimulai dari buka terakhir di bulan Ramadhan tahun ini bersama temen-temen sub unit sebelah di Pantai Baru. Suasana pantai yang menjadi hal biasa bagi saya. Termasuk tiupan angin yang sangat kencang waktu itu. Kami di pantai sampai waktu Isya. Kemudian saya dan dua teman se sub unit bersiap untuk mengikuti acara takbir keliling bersama warga dusun.

Nah ini, biasanya saya hanya takbiran di rumah atau di mushola saja. Tetapi kali ini saya mengikuti takbir keliling bersama warga dusun mengililingi sebagian Bantul - sepertinya Bantul Selatan dengan mengendarai motor sampai malam. Yang ikut tidak hanya pemuda ataupun anak-anak saja, tetapi benar-benar dari berbagai kalangan usia. Dari bayi sampai kakek-nenek ada. dengan beberapa truk dan banyak sepeda motor dengan ditandai bendera merah putih di kaca spion masing-masing, sekitar dua jam lebih kami berkeliling. Dan sepertinya warga daerah sini (dari berbagai dusun) emang biasa melakukan takbir keliling dengan cara seperti ini. Tidak jarang saya menjumpai rombongan motor atau kendaraan lain seperti bus mini di sepanjang mengelilingi sebagian daerah Bantul ini.

Emh.. dari perbedaan suasana di rumah dan di sini pastilah ada plus-minusnya. Semua kembali ke niat masing-masing. 

Sampai pada hari esok tiba. Hari H. Sholat idul fitri tidak bersama Ibu-Bapak. :". Hanya bersama satu teman se-sub unit saya. Dilanjut dengan berkeliling ke beberapa rumah warga bersama bapak pondokan dan halalbihalal di masjid.

Dan pada akhirnya, 
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H
Taqabbalallahu minna wa minkum
Shiyamanaa wa Shiyamakum
- Mohon maaf lahir dan batin -

Senyum - Raihan

Manis wajahmu ku lihat di sana
Apa rahasia yang tersirat
Tapi zahirnya dapat ku lihat
Mesra wajahmu dengan senyuman

Senyuman...

Senyum tanda mesra
Senyum tanda sayang
Senyumlah sedekah yang paling mudah
Senyum di waktu susah tanda ketabahan
Senyuman itu tanda keimanan 
Senyumlah Senyumlah Senyumlah Senyumlah

Hati yang gundah terasa senang
Bila melihat senyum hatikan tenang
Tapi senyumlah seikhlas hati
Senyuman dari hati jatuh ke hati

Senyumlah senyumlah
Senyumlah seperti Rasulullah
Senyumnya bersinar dengan cahaya
Senyumlah kita hanya karena Allah
Itulah senyuman bersedekah

Senyumlah Senyumlah Senyumlah Senyumlah
Itulah sedekah yang paling mudah
Tiada terasa terhutang budi
Ikat persahabatan antara kita
Tapi senyum jangan disalah guna
Senyumlah Senyumlah Senyumlah Senyumlah

Gelas biru yang selalu tersenyum di tempat KKN

09 July 2015

KKN07 - Seminggu

Baru Seminggu.
Masih tujuh minggu lagi saya harus tinggal di desa ini. Melaksanakan berbagai program yang seharusnya sesuai rencana. Yaa, meskipun bagaimanapun itu kita sudah berencana, tetap Allah-lah yang menentukan. Kemudian baru seminggu ini juga, saya dan teman-teman KKN juga sudah mengikuti beberapa acara di desa ini. Seperti kumpul sinoman, acara Nuzulul Quran, dan lain sebagainya. Dan baru seminggu ini juga, rasa pengen pulang kembali menyerang di setiap sela-sela berbagai kegiatan (ahaha, lebei lagi dah :v). *Ditahan dulu.. tidak sampai 12 hari lagi kok - InsyaAllaah. Apalagi dengan "keadaan" di sub unit saya yang sepertinya baru seminggu tapi sudah sedikit "menggila" dengan drama "keluarga cemara" ini yang setidaknya bisa membuat betah disini dan semoga untuk kedepannya lebih bisa membuat betah lagi atau minimal seperti suasana sampai saat ini. Aamiin. *Walaupun dengan suasana yang "baru".
BTL-018-B (Wonotingal)
Sudah Seminggu.
Program pokok tema belum mulai benar-benar terlaksana. Masih banyak program yang harus dipikirkan dan dikerjakan.  Dan saya belum menyiapkan apapun untuk satu program yang berkaitan dengan bidang saya, kecuali hanya rencana dan rencana. Huh, terkadang saya merasa "saya itu ngapain aja sih?!". :/
Ceritanya ini lagi rapat :v


02 July 2015

KKN01 - Beda

KKN01 --> KKN Hari Pertama (ke-01)
*dan sempat-sempatnya saya nulis di hari pertama KKN :v

Emh mungkin satu kata yang dapat mewakili tentang bagaimana kesan pertama KKN hari pertama ini adalah "Beda". Mulai dari teman-teman baru yang berasal dari fakultas dan/atau jurusan yang "beda". Kemudian karakter-karakter mereka yang "beda" dari teman-teman kuliah sehari-hari. Selain itu kebiasaan warga dan lingkungan baru yang "beda" juga. Mulai dari bentuk jalanan yang "beda" sampai tarawih-tadarus yang "beda" juga. Nah, disini ada yang beberapa bagian yang saya suka. Yaitu, bagaimana cara membaca doa bersama dan ketika para pemuda masjid (kalau nggak salah namanya "Prisma") membaca al-quran bersama-sama. Kompak, santai, berasa, panjang ya panjang, pendek ya pendek, berhenti atau nggaknya, dsb.

Oh iya, ada satu lagi yang "beda". Yaitu tentang "buka laptop". Ternyata teman-teman di satu sub unit saya, "(sering) membuka laptop" bukanlah sesuatu yang biasa. Padahal hampir setiap jam, biasanya laptop saya "terbuka" (entah saya main, hiburan, ngerjain tugas, atau hal lainnya). Nunggu sampai malem, nggak ada yang "buka laptop" kecuali satu teman saya yang harus menyelesaikan sesuatu dengan laptop - itupun tidak lama. Dan pada akhirnya, saya di tengah-tengah rapat pun "membuka laptop" juga. Setidaknya buat mencatat hal-hal penting tentang rapat yang harus dan/atau diingat tiap individu dan hal lainnya tentang evaluasi hari pertama ini (nyatetnya lebih ke individu sih :v). Sampai-sampai pada bilang, "Ntar kamu masuk laptop loh, may." Padahal baru buka jam setengah 10 malam tadi, hehe. Dan kalau dibilang karena saya kuliah di jurusan "Ilmu Komputer", saya rasa bukan itu deh alasannya. Emh... ya pokoknya bukan itu alasannya.  *gimana sih? :v

Oke deh gitu aja. 
Mari kita nikmati keberbedaan ini.
Dan semoga KKN kita semua lancar dan barokah..
Aamiin :)

Wonotingal, Poncosari, Srandakan, Bantul
 

26 June 2015

"Sebagai makhluk hidup, kita terbiasa berurusan dengan ketidakpastian - itulah bagaimana kita bertahan."
- Materi Kuliah Sistem Pakar (Reasoning Under Uncertainty, slide 3)

22 June 2015

It's Something



#soSimple :)
Karena besar kecilnya sesuatu itu relatif. Mungkin kalau saya hanya sedang "rindu" biasa, tak akan se-something ini. 
*Kali ini sedang beda :v

18 June 2015

Entah, suasana ramadhan di rumah sering terbayang.
Menyusupi hampir di segala aktivitas. 
Yang sepertinya membuat rindu kembali menerpa. 
Hingga tak sengaja tersampaikan kepada yang dirindu.
Dan terkadang matapun tak dapat diajak kompromi.
Emh, padahal tak lama "kemarin-kemarin" baru saja bersua. 

Entah mengapa, ini rasanya begitu hebat. 
Tak seperti sebelum-sebelumnya. 
Padahal waktu dan usia kini harusnya telah mengerti. 
Apakah ini yang dinamakan "memanjakan ego"?
Ah, aku tak tau. Aku tak menghendakinya.

Selamat memasuki bulan Ramadhan
Alhamdulillaah masih dapat berjumpa.
Semoga kita tidak melewatkan dan tidak menyia-nyiakan berbagai kesempatan di bulan penuh berkah ini. 
Semoga kita dapat tetap selalu mensyukuri. 
Aamiin.

[+CurhatanUAS] Kata Bapak, saya harus "berjuang". Namun sedih rasanya, jika belum bisa melakukannya secara maksimal. :(

13 June 2015

Good Bye, "My Multimedia".

Kenangan dan cerita sejak SMP sampai sekarang terselip di berbagai poto dan video yang berada di "Multimedia" saya. Dan saya harus mengucapkan agak* "Selamat tinggal" padanya. Eeeemh, setidaknya saya tidak mengucapkan "Selamat tinggal" untuk yang lainnya. 

*"agak"? karena beberapa-nya masih bisa diusahakan didapat kembali dengan meminta keluarga dan/atau teman. 

Memang, tak ada yang abadi selain-Nya. Ini baru data, banyak yang lebih penting. Tetap bersyukurlah. :"

Maaf, jika lebai -_-

26 May 2015

Tiga

Masih inget ini?
Hmm. Tepat tiga tahun sudah pengumuman itu. Tiga tahun sudah saya menjadi mahasiswa. 
Tiga tahun berdasar hitungan "kuliah S1" bukanlah hal yang "baru saja". Ah, apa saja yang sudah saya lakukan sampai saat ini? Saya udah bisa apa aja? Apa yang sudah saya hasilkan?
*menghela nafas
...

22 May 2015

Tersenyum

Lihat langit malam ini! Bulat sabit sedang tersenyum indah!
Masak kamu masih belum bisa tersenyum?
Bulan aja menampakkan senyumnya tepat di depan matamu. Iya, TE-PAT di depan matamu. 
Dengan senang hati, bulan pun menemanimu menyusuri jalanan di malam ini.
Mungkin bisa saja, bulan sedang menghiburmu dan memaksamu untuk tersenyum.
"Tersenyum"-lah... 

*efek minggu-minggu ini
*efek pulang (agak) malam 

08 May 2015

Sedikit Cerita di Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

[Postingan ini bukanlah teori dan/atau sejenisnya tentang kepalangmerahan]

Minggu, 8 Mei 2011...
Pagi itu, di depan markas (sebutan untuk ruang Lamere d' Wirada - PMR SMA saya), sudah terlihat tas-tas dan barang-barang yang akan diangkat ke truk untuk dibawa ke salah satu SMA di Kendal (Nama salah satu daerah di Ngawi yang agak jauh dari kota). Begitu juga dengan saya dan beberapa teman juga sudah berada di sana. Pak Tjatur yang merupakan pembina PMR sekolah saya waktu itu juga sedang sibuk di situ (saya lupa, beliau sedang sibuk apa waktu itu). Kebetulan yang berada di dekat beliau adalah saya dan salah satu teman saya. Sambil melakukan kesibukannya, beliau bertanya,"Hari ini hari apa ya?"
Dan teman saya pun langsung menjawab dengan yakin, "Hari Minggu, pak."
Pak Tjatur pun kembali bertanya, "Loh, kok hari Minggu?"
"Lha iya kan pak?"
"Duh, piye iki cah PMR kok lali (anak PMR kok lupa), hari ini itu hari Palang Merah Internasional."
"Ohiya pak, lupa kalau sekarang tanggal 8 Mei, hehe"

Markas - Sekarang masih begini nggak ya?
Entah, saya tiba-tiba ingat hari ini. Sudah lama saya tidak berhadapan tentang kepalangmerahan. Ya, sekitar tiga tahun lebih. Tapi mungkin setidaknya saya pernah berhadapan meskipun hanya sekitar dua tahun. PMR adalah organisasi yang saya pilih sebagai organisasi waktu SMA. Sebelumnya, saya bukanlah tipikal orang yang suka dan aktif di organisasi, dan mungkin juga bisa dibilang "mental tempe". Hehe. Hingga pada akhirnya di organisasi ini saya mendapatkan pengalaman, cerita, dan pelajaran yang cukup bervariasi. 

Mulai dari acara pertama, yaitu PAB (Penerimaan Anggota Baru) yang waktu itu jumlahnya termasuk sangat banyak, yaitu sekitar 100an. Disitu saya mulai mengenal beberapa teman dan kakak kelas baru, belajar berbagi, dan ada sesuatu hal yang membuat saya tidak terlalu "jijik-an" lagi - eh, kok "jijik'an" sih? Emh pokoknya begitulah, bingung saya mau nulis yang saya maksud :v. 

Kemudian acara diklat scraft/atribut yang acaranya menginap diluar sekolah (Selondo, tempat yang agak jauh dari kota dan dingin) dan membuat tenda. Di situ ada berbagai materi, seperti PP (Pertolongan Pertama), PK (Perawatan Keluarga), tandu, tenda, dsb. Malamnya ada JJM (Jalan-Jalan Malam) yang kebanyakan memang sekali jalan adalah dua orang dan ada beberapa pos yang harus dilewati. Dan ya memang gelap, samping kanan-kiri hanya ada pohon-pohon pinus dan pohon-pohon lainnya.

Selanjutnya adalah diklat badge, diklat yang dilakukan cukup di sekolah. Kan di PMR juga ada materi DU (Dapur Umum), jadi acara sorenya adalah "Lomba masak". Dan seperti biasa, malamnya juga ada JJM. Tapi ini lebih "seru". JJM dilakukan di atas jam 12 malam. Semua lampu sekolah sengaja dimatikan. Kami harus jalan sendiri-sendiri mengelilingi sekolah secara bergantian untuk mengambil badge yang akan kita "tempel" di lengan kiri seragam OSIS kami.

Terus ada Latihan Gabungan juga. Waktu saya masih jadi junior (anggota), saya tidak bisa ikut menjadi peserta, karena waktu itu sedang ada suatu seleksi (dan pada akhirnya saya nggak lolos :( ). Saya menjadi peserta malah ketika sudah menjadi pengurus. Ya waktu tanggal 8 Mei 2011 itu. Latihan Gabungan bersama PMR SMAN 1 Kendal.  *Gimana ya kabar teman-teman sekelompok saya waktu itu sekarang? *eh
Latihan Gabungan PMR SMAN 2 Ngawi dan SMAN 1 Kendal
Selain itu, juga ada Hiking yang merupakan acara terakhir selama masih anggota. Kemudian ada beberapa kali acara donor darah yang bekerja sama denggan PMI Ngawi. Dan saya memang sering jadi panitia, tapi belum pernah menjadi pendonor. Hehe maklum, antara belum memenuhi syarat dan keberanian :v. Lalu ada juga Posko Mudik yang merupakan ProKer terbesar waktu itu, karena butuh persiapan lama dan dilaksanakan sekitar 10 hari. Pengalaman yang di dapat adalah seperti susahnya mencari sponsor, persiapan membangun posko di terik siang ketika bulan Ramadhan, serunya jaga posko, dsb. Dan penutupan posko mudik ini biasanya adalah sekalian dengan acara Halalbihalal yang biasanya dihadiri oleh berbagai angkatan, dari alumni sampai anggota. 
Hiking - Sore hari sebelum hari esok berjalan dari Klethekan menuju Selondo
Dan hingga pada akhirnya angkatan saya mulai jadi pengurus. Dan ketika acara re-or saya mendapat pengalaman untuk "bicara sendirian" di hadapan umum (masih orang-orang PMR sih, haha) dan pada akhirnya mendapat tanggung jawab menjadi C.O. Sie Pendidikan dan Pelatihan. Menjadi bagian dari sie ini bukan berarti saya menguasai materi-materi PMR. Malahan saya hanya bisa -eh suka materi tandu saja yang cuma "main-main" di simpul jangkar dan pangkal (Sekarang masih bisa nggak ya? --a). Namun teman-teman satu sie saya telah cukup membantu untuk melaksanakannya. *Thanks Dwi, Thanks Bag.. :D
     
Halalbihalal 1430 H (2009) - ciwiciwi angkatan XI
*kok ini saya keliatan kecil ya haha :v 
      Halalbihalal 1435 H (2014) - Berbagai angkatan
*udah jadi alumni :v
Sebagian kecil angkatan XI - Usai buka bersama
pada Ramadhan 1435 H (2014)
Dan dalam suatu kepengurusan pasti ada banyak halangan yang akan dilewati. Namun dari itu dapat diambil pelajaran tentang kebersamaan, ketegasan, keloyalan, dsb. Emh bahkan ada suatu pengalaman yang mungkin bisa saya sebut "peristiwa Moj*s*mi", yang membuat saya harus "sabar (?)" ketika sudah membuat rancangan secara detail (kebetulan waktu itu saya adalah sie acara bersama Ola) tetapi malamnya harus kembali ke sekolah dan batal begitu saja karena ada "dunia lain" yang ikut *eh. Emh tapi tak apalah. Dan... cukup segini saja. :D


Selamat Hari Palang Merah Internasional!
Salam PMR!
Inter Arma Caritas
Siamo Tutti Fratelli
back-to-top
Berteman