19 August 2015

KKN49 - Pelajaran, Pelajaran, dan (Untuk Kesekian Kali) Dunia ini Sempit

Tak terasa, hari ini sudah hari ke-49 KKN. 
49 hari berada di daerah baru,
49 hari serumah sama orang-orang baru,
49 hari melakukan aktivitas yang sedikit baru,
49 hari... (apa lagi ya?)

Yang jelas, sampai hari ke 49 ini, manis-asem-pedes-asin-gurih-pahit nya sudah mulai terasa. Dan yang pasti, saya tidak perlu bercerita tentang manisnya yang apa, asemnya yang apa, sampai yang mana sih yang pahit. Dan pengennya sih bisa ngambil pelajaran dan hikmahnya dari semua itu. (eaaak, wkwk)
Dan pelajaran-pelajaran itu... (secara umum) 

Tolong, Terimakasih, Maaf - Tiga kata yang penting 
Iya, penting. Tiga kata yang (biasanya) sudah diajarkan sejak kecil.
Untuk bicara ke orang yang udah dikenal aja, seringkali tiga kalimat itu juga masih penting. Apalagi untuk orang yang baru kita kenal. Lhah kenapa?
Kalau menurut saya sih, nggak semua orang suka (/dengan senang hati) diperintah ini-itu. Setiap orang pasti lebih suka apabila dimintai tolong dengan baik-baik dan apalagi jika bisa saling tolong-menolong (nggak cuma satu pihak).

Lalai dalam mengatur emosi, bisa mengubah segalanya
Gampangan mana coba, ngatur emosi apa ngatur anak-anak? wkwk *saya nggak  jawab yaa
Eemh, kalau mengubah segalanya? (jangan artikan yang berlebihan ya)
Iya, mengubah segalanya itu seperti merubah cara pandang seseorang terhadap diri kita, misal yang tadinya biasa menjadi sungkan, terus merubah (secara tidak langsung) perlakukan kita terhadap orang yang membuat (?) kita emosi, misalnya menjadi lebih ketus bicaranya ke dia.. terus, apalagi ya? 
Emh, pokoknya mengatur emosi itu penting lah.

Seseorang tidak dapat dinilai hanya dengan cara sekali lihat saja
Waktu pertama kali bertemu teman-teman KKN, berbagai penilaianpun muncul secara tidak langsung dari kita. Namun lama kelamaan, seringkali orang yang kita nilai X ternyata Y, begitu juga sebaliknya. Seringkali penilaian awal, berkebalikan dengan kenyataan. Haha.
 
Jangan menilai sesuatu dari sisi luarnya saja
Hampir sama seperi di atas sih. Dengan cara sekali lihat, pasti kita cuma menilai dari sisi luarnya saja. Emh analoginya gini, "Wah dia pake warna hitam, pasti dia nggak suka yang gemerlapan atau warna-warna nih." Padahal alasan kenapa dia pake baju warna hitam waktu itu adalah karena baju-baju dia yang penuh warna dan biasanya sering ia pakai masih kotor dan belum dicuci. Jadi... *u know laah

Mungkin kita sudah mulai lelah atau bosan, tapi jangan lupakan prinsip kita dan/atau kebiasaan baik yang biasa kita lakukan sebelumnya
Seberapa kuat kita menjaga prinsip kita? Seberapa kuat kita menjaga kebiasan-kebiasan baik yang telah kita miliki sebelumnya?
Disinilah, ketika bersama orang-orang baru yang sebelumnya belum pernah bertemu dan dengan (kemungkinan) memiiki prinsip dan/atau kebiasaan yang berbeda, kita diuji.
Dan semoga kita dapat selalu menjaga dan meningkatkan segala hal yang baik-baik, sesuai oleh-Nya. Aamiin ()

Menyesuaikan diri dengan cepat juga penting
Setiap orang memiliki kelihaian menyesuaian diri dengan cepat yang berbeda-beda. Ada yang hanya sekali jumpa, langsung bisa menyesuaikan, tetapi ada juga yang butuh waktu lama - 2 bulan tidak cukup. 
Yaa tetapi bagaimana lagi, mungkin yang butuh waktu lama itu setidaknya tetap berusahalah. *iya, berusahaa :/

Dan.. (yang ini bukan pelajaran :v)
(Untuk Kesekian kali) Dunia ini sempit
Bisa-bisanya saya bertemu dengan orang asli Ngawi yang menjadi warga Wonotingal (dusun tempat saya KKN) yang ternyata adalah tetangga kakak ipar saya yang juga saudara tetangga saya dan sudah tahu orang tua saya serta kita pernah ketemu waktu kecil, pada malam tirakatan (malam 17 Agustus) di tempat KKN - hasil plotingan. :v
*Kenapa "untuk kesekian kali"? ya karena kejadian kek gini gak cuma kali ini **YDS :v

No comments:

Post a Comment

back-to-top
Berteman