30 Oktober 2025

Tiba-Tiba

Sekitar pukul 04.30 pagi tadi, baru bangun tidur, yang dirasakan langsung adalah sakit kepala. Sakit kepala yang saya tidak tau namanya apa, yang jelas agak sering saya alami, bukan pusing yang berputar-putar, melainkan rasanya seperti "teng-teng" gitu, entah namanya apa. Saya kira hanya sebentar, sampai sekitar jam 5, semakin tidak enak ditambah mual, dan lalu muntah. 
Istirahat bentar, rebahan bentar, tetapi ternyata sampai sekitar jam 6 lebih masih merasakan paduan itu ditambah rasanya dingin. Langsung menghubungi teman kantor bagian kepegawaian dan atasan.
Tiba-Tiba Cuti. 
"Kemarin guyon cuti, hari ini cuti beneran,"begitu intinya saya bilang ke salah satu teman. Iya, kemarin sempat guyon cuti ketika usai (sebut saja) rapat internal bidang, benar-benar hanya sekedar guyon. Itupun juga ditanggapi dengan "cuti mau kemana?"

Sudah, poinnya bukan itu. Tetapi tentang Tiba-Tiba.
Dan tiba-tiba saja, ketika pagi menjelang siang tadi, kepala masih belum pulih betul, tiba-tiba terlihat gambaran saya sendiri bermain di depan rumah simbah, Mbah Geneng (Dulu saya biasa memanggil demikian, walau sekarang sudah pecah kecamatan menjadi Gerih - tidak ada unsur Geneng lagi). Jadi saya memang jarang bertemu, jarak dari rumah sekitar 20an kilometer. 
Tiba-tiba saya teringat kalau ke sana sering ikut Ibuk Bapak, naik motor bertiga saya ditengah. 
Tiba-tiba saya teringat kalau ke sana, saya sering main (pasaran) di buk depan rumah. 
Tiba-tiba saya teringat bagaimana di depan rumahnya ada beberapa bunga asoka, bebatuan yang tertata (terkadang menjadi bahan pasaran saya).
Tiba-Tiba...

Itu kapan?
Yang jelas sudah lama sekali. Antara saya belum sekolah sampai SD. Mbah sudah tidak ada di tahun 2007. Sudah 18 Tahun yang lalu ya. Al-Fatihah...

Sorenya, ketika saya mulai membaik dan bisa beraktivitas, tiba-tiba saya ingin berkata.
Saya RINDU...
Saya rindu akan banyak hal.
Rindu siapapun, rindu siapapun yang pernah ada di masa yang pernah saya lalui.
Dan rindu itu, ternyata bukan masalah jarak dan waktu. Bukan. 


Sudahlah, ini hanya tulisan seorang melankolis yang lagi kambuh "deep"-nya pada malam hari dengan latar sura gerimis yang tak kunjung berhenti. Terima kasih dan maaf jika ada orang yang sempat (saja) membaca sampai tulisan ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

back-to-top
Berteman