22 January 2018

Ponakan Ketiga

Sekitar dua tahun yang lalu, tepatnya pada bulan September 2016, saya pulang pertama kali ke rumah dengan status tidak lagi sebagai mahasiswi. Kepulangan waktu itu rasanya memang nano-nano. Mungkin kamu yang hampir seperti saya (apanya? wkwk), tau rasanya bagaimana meninggalkan sesuatu dan/atau seseorang (eh banyak orang ding) setelah sekian waktu pernah bersama. Berat di awal memang (halah. Back to topic!).

DekGhan v.s. BuliChan
(iya, karena saya the only one buliknya :P)
Masih ingat waktu itu saya sampai rumah sekitar senja atau waktu maghrib. Keluarga sedang berkumpul semua di depan tv. Namun ada satu anggota baru yang sepertinya terus memandangi saya seolah sedang bertanya-tanya,"Ini orang siapa sih?" Iya, dia adalah ponakan ketiga yang baru berumur 8 bulan waktu itu, panggil saja dek Hafidz. Ketika saya sedang memeluk mbahkung nya dek Hafidz (Iya, Bapak saya), tiba-tiba dek Hafidz memandang saya dengan "geram" lalu diikuti dengan suatu teriakan dan tangisan. Mungkin dia nggak terima kalau mbahkungnya dipeluk sama (yang awalnya dia kira) orang asing. Haha adek...adek.. :D

Namun perlahan-perlahan ponakan ketiga ini sudah mulai mengenal saya, karena kalau hari masuk sekolah waktu agak siang sampai siang, dek Hafidz sering sama saya. Sampai kalau dia sudah tidur, saya sambi dengan "ngadep laptop" atau malah juga ikutan tidur ehehe.

Dan tepat hari ini, dia berumur dua tahun. Saya dan dia sudah tidak lagi merasa asing wkwk, yang ada malah sudah kayak kakak-adik yang tiba-tiba bisa berantem banget, dan tiba-tiba juga bisa jadi akur banget.
Kemarin sore, mumpung dek Hafidz keluar bentar.
Corat-coret bentar juga wkwk
Kiriman tadi. Saya nggak ikut :(
Barakallaah dek Hafidz.. semoga jadi anak sholih, pintar, bijaksana, dan bermanfaat yaa (aamiin). Sayangnya karena tadi pagi baru bangun, jadi belum mau dipegang-pegang sama buliknya ini ._.

No comments:

Post a Comment

back-to-top
Berteman